Postingan

[Review Novel] Laut Bercerita

Gambar
 [Review Novel] Laut Bercerita  Penulis: Leila S. Chudori 4/5 "Matilah engkau mati Semoga engkau lahir berkali-kali"      Selarik puisi karya Soetardji Calzoum Bachri di atas benar-benar merupakan rangkuman paling tepat untuk kisah serta emosi tokoh di dalam Laut Bercerita. Seperti judulnya "Laut Bercerita", kisah di dalamnya diceritakan oleh tokoh utama bernama Laut. Ia bercerita tentang perjalanan dirinya serta teman-temannya yang berakhir pulang tanpa kabar dan bersatu dengan dasar laut biru.     Berlatar belakang zaman orde baru, Laut beserta kawan-kawannya dari organisasi Winatra  memperjuangkan Indonesia yang lebih baik. Salah satunya adalah memperjuangkan hak buruh yang dipaksa ambil oleh pemerintah pada zamannya.       Namun dalam prosesnya, terdapat banyak penderitaan yang tidak manuasiawi, namun benar adanya. Sebab, kejadian-kejadian di dalam novel berpacu pada peristiwa yang telah terjadi. Selain itu, berbagai n...

[Review Novel] Matahari Minor

Gambar
[Review Novel] Matahari Minor Penulis: Tere Liye 4.5/5 Spoiler alert ‼️ Setelah novel “Sagaras”, Matahari minor menceritakan kelanjutan petualangan dari 3 sahabat, Raib, Seli, dan Ali. Namun, kali ini Ali tidak ikut berpartisipasi dalam petualangan antar klan, karena ia memutuskan untuk tinggal di Sagaras bersama ibunya. Walaupun Ali absen dari petualangan kali ini, kisah perjalanan menuju Matahari Minor tak kalah seru karena kehadiran tokoh baru yang imut, yaitu “Si Putih” kucing kesayangannya Raib. Hal unik lainnya adalah kisah kali ini ditulis bukan dari sudut pandang Raib, melainkan dari sudut pandang Seli. Sehingga, pembaca dapat lebih memahami karakter Seli yang gemar bertanya dan benar-benar peduli pada kawan-kawannya. Kondisi dunia yang akhirnya damai setelah Si Tanpa Mahkota dipenjara dan Lumpu yang telah kehilangan kekuatannya, ternyata hanya bertahan sementara. Petualangan untuk menyelamatkan seorang ‘teman’ ternyata membawa Seli, Raib, dan Si Putih menuju Matahari Minor, kl...

Ketika Lari Telah Berbeda Makna

Gambar
Bermain dan tertawa, kita mendadak jadi dewasa Semakin menikmati kesendirian, mungkin karena itu bentuk kebebasan. Berjalan menerjang keramaian, memutar lagu kesukaan. Ke mana tawa pergi? Kok jarang menghampiri? Berlarian ke sana kemari, sibuk menghidupkan diri. Menggandakan materi, rutinitas setiap hari. Berlarian ke sana kemari, tertawa melarikan diri. Tertangkap dan berlari lagi, mainan setiap hari. Inikah dewasa? Ketika arti lari tak lagi sama.

Kuharap Ombak Kan Membawamu Pulang

Gambar
Di bawah pohon besar, Hembusan angin pantai mengingatkanku pada dirimu. Menunggumu kembali bersandar, lalu pulang bersamaku. Deburan ombak seakan memberikan harapan, Bahwa ia akan membawamu kembali ke arahku. Sehelai daun terbawa angin tiba di sebelahku. Apakah itu kamu? Langit abu seperti kursi yang mulai berdebu. Namun, seseorang terus datang menawariku membeli makanan,  membuat menunggu menjadi lebih menyenangkan. Akankah kamu datang dan pulang? Atau jangan-jangan kau tidak pernah meninggalkan? Angin berhembus besar, Seakan kau ingin menjawab pertanyaan.

Pasar Pagi

Gambar
Udara pagi menjadi saksi, Nyeri dan keringat ikut menemani, Senyum seringkali menari, Diiringi ‘terima kasih’ kepada pembeli. Hidup memang tak abadi, Apalagi rintangannya yang tak kian menepi, Tapi bukan berarti pagi bersembunyi, Sebab matahari kan terbit kembali.

Bunga mekar di musim gugur

Menarik setiap tatapan manusia yang melewatinya, Putih, bermekaran di musim gugur. Ia sendiri bahkan tak menyangka. Dikiranya ia aneh ditatap manusia. Walau tahu suatu saat kan berjatuhan, setidaknya, di jangka waktu itu, seseorang tersenyum melihat keindahannya. Walau takut esok kan tiada, setidaknya, sebelum ia terinjak di tanah, seseorang kan mengingat angin penuh semerbaknya. Walau lelah dengan siklus hidupnya, setidaknya, di kehadirannya yang hanya sesaat, seseorang diam-diam telah menunggu kedatangannya. Bunga mekar di musim gugur, Semoga rasa sepi tak menyelimuti kelopak-kelopakmu. Sebab, kau bukan tertinggal, tapi prosesnya saja yang lebih panjang. Bunga mekar di musim gugur, Jangan terlalu takut ketika musim dingin datang. Sebab, hidupmu terlalu singkat untuk takut dan gelisah. Nikmatilah hari-harimu menjadi pusat perhatian di jalan. Sebab, detik demi detik adalah hadiah, yang bernamakan kehidupan.

Bertemu kembali

Jika nanti tiba saatnya, Ketika waktu dan tempat mempersilahkan, Kedua mata kembali saling tatap, Bagaimana perasaanmu? Lari. Satu kata yang langsung tercipta di pikiranku. Kabarmu? Pertanyaan pertama yang tiba untukmu. Tangis. Kemungkinan dalam hati karena kehadiranmu. Bisakah di saat itu aku siap? Memproses segala informasi yang kau cakap. Entah baik atau buruk, Akankah senyum membalas? Lucu, sebab saat itu kita masih kanak-kanak. Terbawa emosi, tak sempurna menyulam memori. Yang lebih lucu, sepertinya setitik rasa ada yang tertinggal. Apakah ada juga satu titik itu di sisimu? Haruskah kita bertemu kembali? Aku ingin menghapus titik itu. Namun, takut titik itu malah bertambah, memenuhi kekosongan hati. Perasaan yang tak terdefinisikan,  Mungkinkah kau juga rasakan? Sebab hanya kita berdua yang tahu. Apa yang terjadi masa itu.