Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2022

Mimpi yang Kuharap Tak Pernah Tercapai

Bukan mimpi biasa, aku menangis saat membuka mata. Oh, ternyata hanya mimpi belaka. Bisakah kau menjauh saja? Jangan dekat-dekat dengan realita yang ada. Membedakannya jadi sulit. Apakah aku masih bermimpi? Bisakah kau putar waktu sebelum ia datang? Ia yang mengkhawatirkan, Ia yang kita tak pernah ingin kami sebut namanya, Ia yang tak pernah disambut kedatangannya. Baru kali ini aku menyadari, Ombak besar itu mengubah seluruh hidup kami. Menenggelamkan tubuh secara bertahap, dan mengambil nafas kami, menguap. Izinkan doa ini terombang-ambing. Pada akhirnya putaran ini tak akan berakhir. Namun, kumohon satu hal jangan kau pancing. Senyumnya yang selalu terukir. Cerah, namun pikirannya gelap. Aku dibutakan cahaya, tersesat dalam terangnya. Biarlah pintu itu dibuka,  Agar aku dapat membantu memeluknya. Mimpi yang kuharap tak pernah tercapai,  Jadilah bintang di langit malam, agar ia tak dapat meraihmu. Terbanglah sejauh mungkin, agar ia tak dapat mendekatimu.  Dari aku yang ...

Kupu-kupu putih

Bayangan cahaya hangat menyapu mata. Embun dedaunan ikut memantulkan cerahnya langit pagi itu. Siap untuk melewati detik demi detik, Membentangkan sayap, menari dari bunga ke bunga. Awan abu-abu memenuhi langit. Gunung-gunung ikut bersembunyi dari pandangan. Sama seperti hari lainnya, masih terbang, menikmati rintik demi rintik membasahi tubuh. Bunga bermekaran, daun berterbangan. Terang menghangatkan, hujan menyejukkan. Ia seperti kupu-kupu putih di halaman. Merajut memori indah setiap musimnya, Menulis kegembiraan setiap genggamannya, Memahat semangat di setiap tekadnya. Mati dan terbang lagi,  Tak ada habisnya, Kupu-kupu putih abadi.

Review Novel Janji - Tere Liye

Gambar
Janji - Tere Liye  488 Halaman Penerbit: Sabakgrip Genre: Inspirational, fiction, romance Rating: ⭐⭐⭐⭐⭐(5) Review:      “Janji” bercerita tentang perjalanan hidup Bahar. Mulai dari masa kecilnya yang dihabiskan di pondok terpencil, hingga suatu hari karena api besar menyulut pondok pesantren tersebut, Bahar akhirnya memutuskan puntuk meninggalkan pondok tersebut, dan memulai penjalanan hidupnya sendiri. Bahar yang hidupnya tak pernah lurus, selalu berlika-liku, mulai dari ia masuk penjara demi orang lain, keluar penjara menempuh kehidupan baru, bertemu cinta pertamanya, hingga kehilangan orang-orang berharga dalam hidupnya. Namun, di perjalanan hidupnya, tak pernah ia sekalipun mencuri dan berbohong. Berbagai suka dan duka dikupas satu per satu melalui tiga anak pondok (Hasan, Baso, dan Kharussin) yang diberikan misi khusus oleh Buya.     Novel ini berisikan banyak nilai penting dalam kehidupan. Tidak hanya tentang kejujuran, kebaikkan, saling menolo...

Malam

Tepatnya pukul 11 malam Kata per kata mengalir lalu menguap Memasuki raga lain dan menetap Ternyata bukan hanya kata yang bermunculan, tapi juga gerimis. Suaranya tak terdengar, namun dapat menggerakkan hati.  Entah apa pikiran yang terbentuk,  Tak tahu apa warna di depan jalan sana,  Tapi ia bilang tak apa. Isak,  Bisu,  Maaf.  Tiga kata yang terlontar berhasil membangun menara.  Bukan akhir, ini baru garis permulaan menuju langit biru di atas sana.

Saat Ini

Kukira akan indah pada waktunya. Bayangan itu akhirnya menguap begitu saja.   Perkataannya telah berhasil mengambil tempat. Di hati, ataupun akal ini. “Kenapa tidak saat ini?”   “Apanya?” Kataku.   “Bahagianya.”   Sejenak pikiranku mencari jawabannya. “Mimpiku belum terwujud.” “Itukan mimpi, sekarang kenyataan. Kamu bisa belajar dari sekarang. Saat ini.”   “Kalau kamu? Memangnya bahagia?”   “Tentu saja.”   “Saat ini? Alasannya?”   Tatapannya memancarkan kelembutan. Raut wajahnya serius.   “Karena saat ini, aku bisa ngobrol sama kamu.”   Senyum tipis, menatap kembali laut di depan kami.   ‘Aku harus jawab apa?’ hatiku berbicara, selagi membeku melihatnya.     “Kalau begitu aku juga. Saat ini.” Tak kusangka ucapan itu yang keluar.   Ia tak lagi melihat laut di depan kami. Jarinya terasa dingin. Aku tenggelam, gelap.