Malam
Tepatnya pukul 11 malam
Kata per kata mengalir lalu menguap
Memasuki raga lain dan menetap
Ternyata bukan hanya kata yang bermunculan, tapi juga gerimis.
Suaranya tak terdengar, namun dapat menggerakkan hati.
Entah apa pikiran yang terbentuk,
Tak tahu apa warna di depan jalan sana,
Tapi ia bilang tak apa.
Isak,
Bisu,
Maaf.
Tiga kata yang terlontar berhasil membangun menara.
Bukan akhir, ini baru garis permulaan menuju langit biru di atas sana.
Komentar
Posting Komentar