Saat Ini
Kukira akan indah pada waktunya.
Bayangan
itu akhirnya menguap begitu saja.
Perkataannya
telah berhasil mengambil tempat.
Di hati,
ataupun akal ini.
“Kenapa
tidak saat ini?”
“Apanya?” Kataku.
“Bahagianya.”
Sejenak pikiranku mencari jawabannya. “Mimpiku belum terwujud.”
“Itukan
mimpi, sekarang kenyataan. Kamu bisa belajar dari sekarang. Saat ini.”
“Kalau
kamu? Memangnya bahagia?”
“Tentu
saja.”
“Saat
ini? Alasannya?”
Tatapannya
memancarkan kelembutan. Raut wajahnya serius.
“Karena
saat ini, aku bisa ngobrol sama kamu.”
Senyum
tipis, menatap kembali laut di depan kami.
‘Aku
harus jawab apa?’ hatiku berbicara, selagi membeku melihatnya.
“Kalau
begitu aku juga. Saat ini.” Tak kusangka ucapan itu yang keluar.
Ia tak
lagi melihat laut di depan kami.
Jarinya
terasa dingin.
Aku
tenggelam, gelap.
Komentar
Posting Komentar