Memori

Air membawa memori
Ketika kita berdua berdiri
Melihat kaki sendiri - sendiri

Bukan hanya udara yang terasa dingin
Tapi juga suasana diantara denyut nadi
Dalam hati bingung sendiri
Mau berkata tapi tak tercapai

Kalimat itu meluap sebelum terbilang
Hanya hembusan knalpot yang terdengar
Dengan pemandangan perempatan jalan
Dan teman di bawah bayangan melodi atap

Huruf demi huruf mulai melayang
Mewarnai setiap tetesan hujan
Mengisi memori dari setiap rintiknya

Di waktu yang berbeda
Dengan ribuan mil diantara kita
Masihkah memori itu ada?

Hangatnya di tengah kemerlip cahaya
Terangnya di tengah keramaian malam
Suaramu di tengah kebisingan sabtu
Dan tawaku di tengah candaanmu

Yang kutahu air tak pernah lupa
Memorinya kan selalu ada
Walau ia meluap indahnya

Ia tidak lupa
Dan tak akan pernah lupa
Kuharap kamu juga.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Si Anak Cahaya - Tere Liye

Si Anak Pintar - Tere Liye

[Review Novel] Laut Bercerita