Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2019

Rasa yang sama

Dan perasaan itu datang lagi Mengajakku pada orang yang berbeda Bedanya kini dipenuhi rasa takut Nyaman yang menjadi akar Menumbuhkan suka yang menjadi penopang Setelah tersiram dengan nutrisi canda dan tawa Sayangnya ia belum berbunga Karena belum ada cahaya kepastian Hujan yang dulu membanjiri Kini mulai mereda Tergantinkan dengan cahaya matahari Yang belum terlihat pelanginya Katanya pelangi telah terlihat di belahan bumi lain Sangat jelas karena kepolosannya Katamu pelangi itu bahkan belum ada Tapi yang kulihat, Di matamu pelangi sudah terbentuk Tak tahu karena cahaya apa Yang pasti itu bukan pelangi karenaku Sudahlah. Mungkin hanya sementara. Ku harap, Jantung ini tak berdetak kencang saat kau datang Mata ini tak memperlihatkan cahaya cerminanmu Dan hati ini tak terkoyak saat kau sedang membuat pelangi dengannya

Tugasku

Jika tugas awan adalah melepaskan air hujan, Maka tugasku adalah melepaskan dirimu Jika tugas bunga adalah mengeluarkan harum, Maka tugasku adalah mengeluarkanmu dari pikiranku Jika tugas angin adalah menjatuhkan daun, Maka aku takkan mampu melakukan tugasku, untuk menjatuhkanmu Dan, jika tugas matahari adalah menghangatkan serta menceriakan penduduk bumi, Maka tugasku adalah ceria dan sehat setiap saat. Karena kau adalah matahari bagiku, Yang senantiasa berada di sampingku, walau    kau tak menampakkan dirimu. Karena, jika tugas bulan adalah mendengarkan cerita dan keluh kesahmu, Maka itu adalah tugasku.

Lupa

Suatu saat kau juga akan lupa Tebakanku biasa tak pernah salah Benar saja Kini kau sudah lupa bukan? Lupa dengan kalimatmu sendiri Sengaja jarak jauh kubuat Agar semakin cepat Untuk kau lupa Melupakan memang tak mudah Terbiasa adalah kuncinya Mungkin memang kau dan aku Tak dapat menjadi kita Kau bilang kau adalah matahari Terus menerangi dan menceriakan hari Ku bilang aku adalah bulan Terus menerangi di dalam kegelapan Kita memang tak bisa bersama Bukan hanya karena sesuatu yang berbeda Tetapi juga karena komitmen yang tak ada dalam diri kita Ku harap kau bahagia Bersama yang lain disana Walau mungkin hanya sementara Yang penting kau lupa Bahwa kau dan aku pernah menjadi kita Walau sebenarnya, aku disini takkan pernah lupa

Si Anak Pintar - Tere Liye

Gambar
Judul : Si Anak Pintar Penulis : Tere Liye Penerbit : Republika 345 halaman Harga P.Jawa Rp70.000 Back cover : "Kau bukan Pukat si anak yang pintar... kau lebih dari itu, kau Pukat si anak yang genius" Buku ini tentang Pukat, si anak paling pintar dalam keluarga. Masa kecilnya dipenuhi petualangan seru dan kejadian kocak- serta jangan lupakan pertengkaran dengan kakak dan adik-adiknya. Tapi apakah dia mampu menjawab teka-teki hebat itu, apakah harta karun paling berharga di kampung mereka? Dari puluhan buku Tere Liye, serial buku ini adalah mahkotanya. Review : Novel Si Anak Pintar yang merupakan bagian dari serial anak-anak mamak dari Tere Liye, bercerita tentang seorang anak bernama Pukat. Anak kedua yang paling pintar di kampung pada saat itu. Cerita di bab pertama sudah mencerminkan betapa pintar dan cerdiknya anak tersebut. Pukat mempunyai cita-cita untuk menjadi seorang peneliti. Karena baginya, peneliti merupakan orang yang dapat menjawab seluruh per...